Film Setan Jawa : Cara Pandang Garin Nugroho Ekspolarasi Tradisi Pesugihan

Film Uptodate | Garin Nugroho sineas handal Indonesia yang nama dan karyanya selalu menarik dan selalu punya cerita untuk diperbincangkan. Film-film Garin memang selalu menyajikan sudut pandang yang berbeda terhadap suatu persoalan yang dituangkannya dalam karya film.


Kali ini nama dan karya Garin Nugroho banyak diperbincangkan lewat karya film terbarunya berjudul ‘Setan Jawa’.
Dari sisi film, menarik karena film tersebut dibuat hitam putih dan bisu (tanpa suara/dialog), hanya iringan orkestra Rahayu Supanggah. . Dari sisi sineas, menarik karena film tersebut dibuat oleh seorang Garin Nugroho.
Film bisu hitam putih berjudul ‘Setan Jawa’ tersebut adalah sebagai bagian dari proyek perayaan 35 tahun ia berkarya dalam industri seni.  Film tersebut digarap Garin lewat kerjasamanya dengan lembaga seni asal Australia, Art Centre Melbourne.
Dalam jumpa pers yang digelar di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Senin (22/8/2016), Garin mengatakan, rencananya film ‘Setan Jawa’ tak hanya ditayangkan secara terbatas, film tersebut juga akan tayang di beberapa negara.
“Ada beberapa negara yang akan dikunjungi film ini. Sekitar enam negara yang nantinya dituju untuk menayangkan ‘Setan Jawa’ ini,” ucap Garin.
Negara yang dituju di antaranya Australia dan Belanda. Australia terpilih lebih dulu sebab film yang juga digarap bersama Rahayu Supanggah ini akan tampil perdana di mata internasional lewat ajang Asia Pacific Triennial of Performing Arts yang digelar 2017 mendatang.
Garin menuturkan tentang proses ide awal film terbarunya tersebut,  dirinya terinspirasi membuat film bisu hitam putih seperti ini dari film ‘Nosferatu‘, sebuah kisah horor ekspresionis yang disutradarai Friedrich Wilhelm Murnau dan rilis di 1922.
Dalam filmnya kali ini yang bercerita tentang pesugihan, Garin tidak memakai bintang yang sudah terkenal. Yakin pada kekuatan cerita dan seni artistic penggarapan filmnya, dirinya lebih mengutamakan kedekatan (kemiripan) pemain pada karakterisasi tokoh dalam film tersebut. Hasilnya, bintang pendatang baru bernama Abigail Asmara dipercaya memerankan karakter utama sebagai seorang istri yang bernegosiasi dengan setan untuk tak mengambil nyawa sang suami lewat sebuah perjanjian pesugihan.
Film mengenai pesugihan itu dibuat karena Garin ingin menciptakan karya baru yang menantang dari segi artistik. ‘Setan Jawa’ menjadi salah satu film yang kisahnya bernuansa angker, dari sekian banyak film yang telah digarap Garin Nugroho. Namun Garin mengatakan, ‘Setan Jawa’ bukan film bergenre horor seperti kebanyakan.
“Di dalam film ini saya nggak mengambil mistis dan magic-nya. Tapi saya hanya mengambil seninya saja,” jelas Garin.
“Isu mistis dan magic realisme biasanya jadi film horor saja. Tidak pernah dieksplorasi dari segi tari, musik, akting, sastra. Langka sekali seperti itu. Tapi film saya tidak memberikan film yang menjadi tontonan yang menakutkan,” ujarnya.
‘Setan Jawa’ mengangkat budaya Jawa tentang tradisi pesugihan yang hingga saat ini masih ada. Garin mengambil praktik pesugihan Kandang Bubrah yang ia masukkan dalam plot cerita filmnya kali ini.
Sengaja menggarapnya tanpa dialog, ‘Setan Jawa’ dikerjakan Garin dengan konsep penceritaan lewat gerakan tubuh para pemainnya. Pesan yang disampaikan di film dibawakan oleh serangkaian tarian yang dilakukan para aktor-aktris yang terlibat.
“Makanya saya menekankan pada sisi seninya. Bukan sebagai film horor biasa,” imbuh sineas asal Yogyakarta ini.
Sebelum menyambangi berbagai festival di sejumlah negara, ‘Setan Jawa’ akan tayang lebih dulu di Jakarta. Garin akan menayangkan film ‘Setan Jawa’ mulai pada 3 dan 4 September di Teater Jakarta.[]

Popular posts from this blog

Lion (2016)

A Monster Calls (2016)